Friday, July 15, 2016

Ujung Genteng

Di penghujung 2011, Desember, kita sekeluarga memutuskan mau tahun baru di tempat yang tidak terlalu ramai dan bising. Diputuskan pergi ke Ujung Genteng, Sukabumi selatan.
1 minggu sebelumnya saya coba kontak tempat penginapan di sana….woooow! Penuuuh, waaaah tempat sepi aja dah penuh semuaaa…. akhirnya dapet penginepan “Pondok Adi” , disana penginepannya sederhana, hampir smua tempat kira2 seperti itu. Tapi yang dicari kan suasananya.
Deal, penginepan , itu pun cuma sampai tgl 31 Des check out, karena malam pergantian tahunnya sudah ada yang booking lebih dulu…. ga pa pa deh…
Tempat penginapan berbentuk rumah panggung berbilik, halaman luas, menghadap langsung ke laut.
Perjalanan dari Bandung cukup makan waktu, sebagai clue, dari kota Sukabumi kira 1,5 -2 jam waktu tempuh.

Sesampainya disana, istirahat tapi untuk lanjut ke tempat pelepasan tukik (anak penyu) terlalu mepet, karen dimulai jam 4-5 sore. Jadi kita pilih malam ini ke tempat penyu bertelur saja, harus malam sekitar jam 9-10 malam mulainya. Baru besok sore rencana ke tempat pelepasan tukik.



Kami ditawarkan ojek untuk ke tempat penyu bertelur, ojek ditawarkan 50 ribu rupiah. Karena anggota keluarga kami cukup banyak, 2 keluarga ini dan ayah kami = 9 orang, cukup mahal juga kalo pakai ojek. Setelah kami tanya ke pihak hotel, apa bisa pakai mobil, adik ku pakai Trooper. Ternyata bisa. So, malam ini kita sewa 1 ojek sebagai penunjuk jalan, mobil kami mengikuti.

Setelah makan malam, ada info jam 9 penyu sudah ada yang datang. Bergegas deh kita berangkat, ternyata jalan memeang bergelombang, karena bawahnya pasir, sehingga tidak terlalu padat. Masuk tempat penangkaran kita bayar 5000 rupiah per orang. Hiiii disana banyak mobil, mulai kijang, apv juga ada…jadi bisa aja kok, asal agak tinggi aja mobilnya.

Sampai disana kita harus tunggu, tamu2 tunggu du luar gerbang ke arah pantai, karena penyu sedang proses menunju pantai dan menggali utnuk bertelur. Kenapa harus tunggu? Ternyataaaaa…penyu sensitif cahaya, begitu ada cahaya sedikit saja, dia bisa berbalik ke laut lagi, ga jadi bertelur!!!
Setelah ada aba2 kita bisa masuk, dengan syarat : tdk bawa senter, tdk menyalakan handphone krn ada LCD light nya. maka kita sama2 ke pantai bergandengan dalam gelap, beneran gelap…hi hi hi…
Cuma guide aja yg bawa senter, itu pun ada cara khusus dia menyalakannya sehingga tidak tertuju ke arah laut.
Sampai di pantai ada aba2 “Cepat disini penyunya!” , kita harus lari karena kejadian bertelurnya bisa sangat cepat, takut kehilangan moment….

Subhanallah…seekor penyu hijau besaaaaaaar sedang bertelur, senter di arahkan guide tepat di bagian belakang penyu tempat keluarnya telur, agar mata penyu tida sempat menangkap sinarnya. Telurnya banyaaaaak! sekitar 105 butir, terlihat begitu kenyal si telur…. Penyu mengeluarkan air mata, konon bukan menangis tetapi sebagai reaksi dia terhadap udara. Selesai beretelur, dia langsung mengubur telurnya dengan pasir, karena dia bertelur di dalam lubang yang penyu gali untuk bertelur. Cepat sekali proses menguburnya, dengan ayunan kaki belakangnya yang seperti sirip besar. Setelah penyu kembali ke laut, para petugas langsung menggali dan emembawa telur2 itu ke tempat penangkaran untuk dipendam kemabli di pasir, tapi di tempat yang aman, supaya tidak dicuri oleh orang untuk dijual atau tidak digali biawak, diberi tgl lahir untuk kira-kira menetas 30 hari kemudian.




Anak-anakku dan sepupunya sangat takjub…sampai ingin menunggu penyu berikutnya yang akan bertelur. Memang saat kami kembali ke penangkaran terdengar suara penyu datang dari arah lain, bunyi gesekan kaki penyu yang seperti dayung besar/sirip besar , bergesekan dengan pasir saat penyu berjalan, eh merayap kali ya? hi hi…

Kita tunggu 1 penyu lagi, beruntung kami datang ke Ujung Genteng di bulan Desember, karena musim penyu bertelur itu di bulan November dan Desember, November sangat tinggi frekuesi penyu bertelur, sampai2 para petugas disana begadang tiap malam sampai dini hari. Kenapa sih harus ditungguin? Ya itu tadi, ada orang-orang yang berkepentingan untuk mencurinya.



Menunggu penyu berikutnya kita ngobrol dengan petugas, di tempat tukik (anak penyu) yang baru menetas, anak2 boleh memegang tukiknya. Ternyata penyu-penyu yang bertelur di sini, mereka tukik2 yang dilepas di daerah ini juga. Hukum alam dengan kekuasaan Allah membuat mereka kembali datang ke tempat kelahirannya untuk bertelur. Subhanallah… , mereka bisa bertelur setelah berumur 25 tahun ke atas. Didalam perutnya ada sekitar 500 butir, jadi setelah bertelur sekitar 105-110 butir, penyu itu kembali ke laut, tapi tidak jauh dari pantai itu, mereka akan bertelur kembali selama 2 minggu untuk mengeluarkan si 500-an butir telurnya.



Penyu berikutnya kita sempat lihat, lalu kita kembali ke penignapan, di jalan pulang…hujaaaan besaaaar…alhamdulillah kita sempat melihat penyu bertelur, karena yang berikutnya harus di liat di bawah hujan yang deras doooong… :( uuh kasian anak2….
Besoknya kita berenang di pantai cagar alam, tidak berombak besar seperti di tempat penangkaran penyu, karena disana dilarang berenang juga. Di cagar alam, ombak tenang, pantai nya lucu deeh, sampai tengah tetepa landai, dengan berlantaikan rumput laut yang halus…telapak kaki kita geli-geli gitu deeeeeh he he he…
Sorenya kita kembali ke temat penangkaran, tapi untuk pelepasan tukik. Tukik itu yang baru menetas tadi malam atau paginya, langsung dilepas. Dipilih waktu sore hari, supaya pasir tidak terlalu panas, dan predator juga tidak terlalu banyak. Kita berbaris panjaaaaaaaang menghadap laut, kita di kasih 1 tukik perorang oleh petugas….dan kami di beri aba2 untuk melepasnya…. uuuuh lutu naaaa….mereka dengan instingnya berlarian eh merayap ngebut lari gitu deeeeh ke arah laut…. see u for next 25 years…. long life ya penyu… life save!
Ada beberapa penyu yang terlihat bingung arahnya, ternyata mereka buta, 2 penyu buta, balik ke penangkaran, tapi besok tetep harus dilepas…
 



Malam itu kepikiran tukik , kecil, fragile, sendiri, brenang ke laut lepas, gelap…uuuh…. tapi Allah tau yang terbaik. Mudah2an dari tukik yang kami lepas kemarin banyak tukik yang bisa hidup sampai dewasa…Aamiiin… hi hi,,,lebay ya? kepikiran siiih…kesiaaaaan!
Malamnya hujan badai, tenyata penginapan panggung begini untuk mengantisipasi hujan badai seperti ini. Esoknya…kami pulang tapi mampir di Cianjur untuk bermalam…abis masa taun barunya jadi di rumah? he he
Penyuuuu…miss uuuu!!!

No comments:

Post a Comment

Al Aqso

Pengen nulis perjalanan waakte ke Al Aqso di Yerusalem waktu November 2019 kemaren, terakhir bisa jalan sebelum serangan negara api ke bumi....